Dalam perjalanan hidup didunia, tiap-tiap manusia tentu alami sakit. Mengenai untuk hamba mukmin yang sakit ada hikmah tersembunyi seperti diriwayatkan oleh Abu Imamah Al-Bahili yang mengutip sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam.
Saat hamba mukmin bakal alami sakit, Allah subhânahu wata‘âlâ mengutus empat malaikat, semasing dari malaikat itu di beri pekerjaan yang tidak sama.
Malaikat pertama diperintahkan Allah untuk mencabut kemampuan dalam raga, hingga hamba yang mukmin itu jadi lemah tidak berdaya. Lalu Allah memerintahkan pada malaikat yang ke-2 untuk mencabut kelezatan rasa dalam lidahnya hingga makanan apapun yang masuk dalam mulutnya bakal merasa pahit.
Sesaat malaikat ketiga diperintahkan oleh Allah untuk mencabut kecerahan muka, hingga raut mukanya bakal tampak pucat. Serta malaikat paling akhir diutus oleh Allah untuk mencabut semuanya dosanya, hingga ia ada dalam keadaan suci dari dosa.
Saat hamba mukmin yang sakit itu bakal sembuh oleh Allah, malaikat-malaikat tadi kembali diperintahkan untuk selekasnya kembalikan kemampuan raga, kelezatan rasa, serta kecerahan muka, sesaat untuk malaikat yang mengambil dosa tak diperintahkan oleh Allah untuk mengembalikannya.
Malaikat yang ke empat ini lalu bersujud serta membulatkan tekad untuk ajukan pertanyaan pada Allah. " Ya Allah, kenapa Engkau tak perintahkan saya untuk kembalikan dosa-dosa ini pada hambamu? "
Allah juga menjawab, “Tidak baik untuk kemuliaan-Ku bila Saya kembalikan dosa-dosa hamba-Ku sesudah Saya menyusahkannya saat sakit. "
Lalu malaikat juga kembali ajukan pertanyaan, “Kemanakah dosa-dosa ini mesti saya taruh, Ya Rabb? "
Allah juga memerintahkan pada malaikat itu untuk membuangnya kedalam lautan, lalu oleh Allah dosa-dosa itu jadikan buaya serta binatang buas laut yang lain.
Hingga saat telah kembali sehat, hamba mukmin yang sakit tadi jadi seseorang hamba yang bersih dari dosa, tetapi bila ajal menjemputnya, hamba mukmin itu meninggal dunia dalam kondisi bersih dari dosa.
Saat hamba mukmin bakal alami sakit, Allah subhânahu wata‘âlâ mengutus empat malaikat, semasing dari malaikat itu di beri pekerjaan yang tidak sama.
Malaikat pertama diperintahkan Allah untuk mencabut kemampuan dalam raga, hingga hamba yang mukmin itu jadi lemah tidak berdaya. Lalu Allah memerintahkan pada malaikat yang ke-2 untuk mencabut kelezatan rasa dalam lidahnya hingga makanan apapun yang masuk dalam mulutnya bakal merasa pahit.
Sesaat malaikat ketiga diperintahkan oleh Allah untuk mencabut kecerahan muka, hingga raut mukanya bakal tampak pucat. Serta malaikat paling akhir diutus oleh Allah untuk mencabut semuanya dosanya, hingga ia ada dalam keadaan suci dari dosa.
Saat hamba mukmin yang sakit itu bakal sembuh oleh Allah, malaikat-malaikat tadi kembali diperintahkan untuk selekasnya kembalikan kemampuan raga, kelezatan rasa, serta kecerahan muka, sesaat untuk malaikat yang mengambil dosa tak diperintahkan oleh Allah untuk mengembalikannya.
Malaikat yang ke empat ini lalu bersujud serta membulatkan tekad untuk ajukan pertanyaan pada Allah. " Ya Allah, kenapa Engkau tak perintahkan saya untuk kembalikan dosa-dosa ini pada hambamu? "
Allah juga menjawab, “Tidak baik untuk kemuliaan-Ku bila Saya kembalikan dosa-dosa hamba-Ku sesudah Saya menyusahkannya saat sakit. "
Lalu malaikat juga kembali ajukan pertanyaan, “Kemanakah dosa-dosa ini mesti saya taruh, Ya Rabb? "
Allah juga memerintahkan pada malaikat itu untuk membuangnya kedalam lautan, lalu oleh Allah dosa-dosa itu jadikan buaya serta binatang buas laut yang lain.
Hingga saat telah kembali sehat, hamba mukmin yang sakit tadi jadi seseorang hamba yang bersih dari dosa, tetapi bila ajal menjemputnya, hamba mukmin itu meninggal dunia dalam kondisi bersih dari dosa.